Ahmad Noroozi mengatakan, pembentukan tim kerja hukum untuk mendukung dan membela kekebalan media adalah hal yang urgen. Hal ini disampaikan Direktur IRIB World Service pada pertemuan tahunan Uni Penyiaran Asia-Pasifik, ABU, di Ulaanbaatar, ibu kota Mongolia.
Menurut Noroozi, suara media tidak akan pernah bisa dibungkam. Teriakan menuntut kebenaran media-media independen dari wacana pemaksaan, agresi dan penjajahan, tidak akan bisa dibungkam oleh rudal.
Ia menambahkan, jilatan-jilatan api adalah pesan terbesar yang dapat memberitakan gambaran buruk dan anti-kemanusiaan perimbangan serta interaksi kekuatan di dunia hari ini.
Isi pidato Direktur IRIB World Service di Sidang Umum ABU di Ulaanbaatar, Mongolia pada hari Minggu (23/9/2025) berikut ini,
Bismillahirahmanirahim
Saya senang dapat hadir di tengah para pejabat senior dan awak media-media penting dunia, dan saya menyampaikan rasa terima kasih kepada tuan rumah dan rekan-rekan saya yang terhormat di Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU).
Saya berbicara kepada Anda atas nama Radio dan Televisi Republik Islam Iran, dari gedung yang hangus terbakar milik media regional dan global penting yang menjadi target serangan rudal karena seruannya untuk keadilan dan kebebasan.
Seperti yang Anda semua ketahui, gedung pusat IRIB menjadi sasaran serangan rudal brutal oleh rezim Israel selama perang 12 hari yang dipaksakan terhadap bangsa Iran, dan terbakar dalam api kebencian dan balas dendam.
Balas dendam terhadap media independen dan suara para pejuang kebebasan yang dengan berani mengungkap kejahatan rezim Israel terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan negara-negara Muslim lainnya di kawasan.
Namun, suara media tidak dapat dibungkam. Seruan tentang hak media untuk bebas dari wacana kekerasan, agresi, dan kolonialisme tak dapat dipadamkan oleh rudal, tetapi api itu sendiri merupakan pesan terbesar yang dapat menyampaikan gambaran buruk dan tidak manusiawi dari perimbangan dan transaksi kekuasaan di dunia saat ini.
Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) adalah komunitas media terbesar di dunia, dengan peran yang efektif dan berkelanjutan bagi media Timur, yang berakar pada peradaban Asia kuno dan kejujuran, integritas, serta keberanian budaya Timur. Di sini, di forum media yang terpelajar ini, para tokoh radio dan televisi dunia telah berkumpul untuk merumuskan visi baru bagi masa depan media dunia yang cerah; masa depan di mana insan media, jurnalis, pembuat program, juru kamera, dan semua narator kebenaran dunia dapat dengan aman dan berani menjalankan misi sejati mereka, yaitu meningkatkan kesadaran di antara masyarakat dunia dan bangsa-bangsa yang telah bangkit.
Di masa depan yang cerah ini, keamanan media menjadi prioritas utama, keamanan yang kini lebih terancam daripada sebelumnya. Dalam 23 bulan terakhir saja, setidaknya 250 jurnalis Palestina telah gugur di Gaza, 31 di antaranya perempuan. Kemartiran para jurnalis dan kebisuan komunitas internasional yang patut disesalkan dalam menghadapi kejahatan ini merupakan awal dari serangan terhadap salah satu media tertua dan terbesar di dunia, kantor pusat Radio dan Televisi Republik Islam Iran, yang diserang oleh rezim Israel dengan 11 rudal di depan kamera langsung.
Di dunia saat ini dan perang media yang timpang, di tengah gempuran gelombang media yang tidak profesional dan mendistorsi opini publik negara-negara di dunia, media ABU memiliki misi besar untuk menyuarakan legitimasi bangsa-bangsa kuno dan komunitas Asia yang lebih luas.
Sudah saatnya untuk interaksi dan sinergi yang lebih besar di antara media independen di kawasan ini dan suara lantang perjuangan bangsa-bangsa Asia untuk keadilan, kemerdekaan, dan kebenaran, serta untuk menghadapi gelombang destruktif dari media yang dekaden, penuh kebohongan, namun berisik di dunia.
Rekan-rekan yang terhormat
ABU harus mampu menjaga media radio dan televisi tetap mutakhir dengan memfasilitasi akses ke teknologi baru dan menciptakan ruang untuk inovasi dalam produksi konten, serta membantu menciptakan lingkungan media yang sehat dan bebas dengan membela hak-hak media dan memperkuat independensinya. Di sisi lain, ABU harus mampu memberikan layanan yang kompeten kepada para anggotanya dan memberikan dukungan yang berarti kepada mereka di saat darurat dan perang yang dipaksakan.
Sambil menghargai sikap Sekretaris Jenderal ABU yang terhormat dalam mengutuk serangan militer di wilayah Iran, serta sikap bersahabat dan ungkapan simpati dari para anggota media ABU dalam mengutuk serangan rudal Rezim Zionis terhadap IRIB, saya sekali lagi mendesak, mengingat pentingnya keamanan dan kekebalan media dari serangan militer, insan media dan kelompok media ABU yang terdidik ini, sembari mengutuk serangan militer terhadap IRIB, untuk mengambil langkah yang serius, solid, dan efisien dalam mempertahankan keamanan dan kekebalan media dari tindakan dan sanksi militer.
Antara lain, saya mengusulkan agar, sesuai dengan Empat Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahannya, serta Resolusi No. 1783 Dewan Keamanan PBB tentang Perlindungan Insan Media, perlu dibentuk Kelompok Kerja Hukum untuk Mempertahankan Kekebalan Media di dalam ABU.
Terima kasih atas kesabaran dan dukungan Anda; dengan harapan perdamaian, ketenangan, dan keamanan bagi dunia.
342/
Your Comment